Adaptasi, adalah sebuah kata kunci yang penting bagi bisnis dengan skala apapun untuk menghadapi pandemi COVID-19 dan perubahan besar-besaran yang dibawanya. Perubahan ini mencakup semua sektor, menyentuh berbagai lapisan masyarakat, dan kemungkinan besar akan bersifat permanen. Global Crisis Survey 2021 yang diterbitkan oleh PWC pada bulan April 2021 mencatat bahwa 74% dari responden dari Indonesia menyatakan bahwa bisnis mereka mengalami dampak negatif dari pandemi, walaupun 20% menyatakan bahwa saat ini kondisi bisnis mereka lebih baik dibandingkan dengan awal pandemi di tahun 2020 lalu.
Hasil survey tersebut menunjukkan bahwa dalam kondisi mendesak, bisnis akan melakukan berbagai cara untuk dapat tetap beroperasi. Tidak ada pakem yang pasti dan saklek secara teori tentang bagaimana bisnis dapat beradaptasi di masa pandemi. Namun, bisnis memiliki pilar-pilar yang dapat menjadi tumpuan agar tetap bertahan di tengah disrupsi. Apabila bisnis dapat beradaptasi dalam pilar-pilar ini, maka mereka akan bisa terus tumbuh dan pulih dari tantangan pandemi. Pilar tersebut adalah:
The Technology
Sebelum pandemi, tidak ada yang membayangkan bahwa sebagian bisnis dapat beroperasi sepenuhnya dari jarak jauh selama setahun penuh. Tentunya sudah banyak yang melakukan meeting online sebelum pandemi, namun ketika Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dilaksanakan, semua meeting terjadi secara online. Platform meeting semakin banyak digunakan, jenis dan aplikasinya pun semakin beragam. Para pedagang sudah banyak yang berjualan online baik lewat website maupun e-commerce. Menjadi online sudah bukan merupakan pilihan lagi, melainkan sebuah keharusan. Bisnis dengan skala apapun dituntut untuk dapat bertransformasi secara digital.
Survey yang dilakukan oleh IBM Institute for Business Value berjudul COVID-19 and the Future of Business menunjukkan bahwa pandemi COVID-19 telah mempercepat transformasi digital di 59% dari organisasi yang disurvey. Bisnis harus mempercepat transformasi digitalnya dengan berinvestasi dalam teknologi yang dapat mendukung kinerja karyawan dan perusahaan, termasuk dalam memastikan efektivitas dan efisiensi kerja, sekaligus juga mengamankan data dan aset perusahaan.
The People
Aset utama yang dimiliki perusahaan bukanlah teknologi yang canggih atau koneksi yang kuat, namun tenaga kerjanya. Membantu karyawan dalam beradaptasi, baik itu dalam hal skill dan kesehatan, adalah sesuatu yang krusial agar bisnis dapat bertahan dalam situasi sulit.
Dukungan dari perusahaan untuk karyawannya dapat memberikan dampak yang positif secara keseluruhan. Di tahun 2020, McKinsey mengeluarkan hasil survey tentang pengalaman karyawan yang menunjukkan bahwa karyawan yang mendapatkan perhatian dari perusahaannya memiliki tingkat kesejahteraan 6 kali lebih tinggi.
The Mindset
COVID-19 mungkin membawa dampak yang berbeda untuk bisnis kecil dan bisnis yang besar karena skala tantangannya pun juga berbeda. Namun, ada satu persamaan, yaitu semua tengah berusaha keras untuk beradaptasi. Penurunan kinerja bisnis terjadi di seluruh dunia, membawa dampak kepada seluruh lapisan bisnis. Bisnis harus memiliki growth mindset dan fokus untuk mengatasi masalah agar bisa terus tumbuh. Inovasi dan kreativitas adalah elemen penting yang harus ditanamkan untuk menemukan kesempatan di tengah krisis yang terjadi.
Tidak ada hal yang pasti di dunia ini selain perubahan. Oleh karena itu, bisnis harus berani bertransformasi dan tumbuh seiring dengan perkembangan dunia saat ini.
Comments